Manado, Swarakawanua.id-Bawaslu Manado yang dipimpin tiga komisioner yakni Marwan Kawinda SH, Hard Runtuwene dan Taufik paling parah sepanjang sejarah penyelenggara pemilu di Kota Manado.
Pasalnya, seleksi Pengawas Pemilu tingkat Kecamatan (Panwascam) di Kota Manado, Bawaslu Manado sarat penyimpangan dari awal seleksi berkas sampai tiga nama Panwascam terpilih di masing-masing kecamatan di Kota Manado.
Dimana Panwascam terpilih dari Kecamatan Wenang yakni Frans Marsel Thyssen Tarek tidak melengkapi persyaratan saat mendaftar yakni surat keterangan tidak pernah dipidan dari pengadilan Negeri Manado.
Namun begitu, Pokja Bawaslu Manado yang dipimpin Marwan Kawinda meloloskan seleksi berkas Frans Marsel Thyssen Tarek, untuk mengikuti tahapan seleksi CAT, wawancara sampai dikawal pihak Bawaslu Manado ke Panwascam terpilih dari Kecamata Wenang pada urutan pertama perangkingan peserta di kecamatan Wenang.
Padahal sebanyak 183 peserta yang ikut tahapan seleksi calon Panwascam diwajibkan memasukan Surat keterangan dari PN Manado sebagai salah satu persyaratan yang dimintakan kepada calon peserta
Surat keterangan pengadilan sesuai data yang diperoleh Media Swarakawanua.id, pada tanggal 25 Oktober 2022, baru diurus oleh peserta terpilih Panwascam Wenang Frans Marsel Thyssen Tarek.
“Ada nama Frans Marsel Thyssen Tarek baru Kase masuk permohonan pengurusan surat keterangan pengadilan untuk kegiatan seleksi Panwascam Kota Manado. Tapi ada tunggu-tunggu nda datang-datang ambe,” ungkap Yamin, staf di PN Manado saat dikonfirmasi wartawan, tadi.
Sementara Ketua Bawaslu Manado Marwan Kawinda SH ketika dikonfirmasi tadi dengan nada suara bingung-bingung soal persyaratan pengadilan yang tidak dimasukan calon Panwascam Wenang lelak iFrans Marsel Thyssen Tarek, mengatakan, itu adalah kebijakan Bawaslu RI untuk peserta tersebut. Ketika ditanya siapa komisioner Bawaslu RI yang memerintahkan hal itu, Marwan Kawinda “Tunggu-tunggu kita mo cek dulu sambil mematikan seluler. (Danz*).
