Caption : DR Ratna Siahaan, MSi Bersama Kuasa Hukum Noch Sambouw, SH, MH, CMC Dan Sebagian Masyarakat Desa Sea
Minahasa, Swarakawanua.id – Ahli lingkungan hidup DR Ratna Siahaan, MSi yang juga sebagai pemerhati lingkungan menyebutkan pada kolom komentar mata air adalah harta Karun tak ternilai.
“Mata air yang terjaga dengan baik itulah harta karun. Bisakah dihitung dengan rupiah apa yang telah diberikan oleh mata air,” tulis Siahaan.
Lanjutnya, dalam setiap kehidupan sehari-hari masyarakat sangat membutuhkan air baik untuk minum, mandi, mencuci, menyiram dan lain-lain.
“Kalau tidak ada air bagaimana? Penyakit akan datang kalau tidak ada air atau air dalam kondisi yang tidak baik,” bebenya.
Menurutnya, jika kondisi mata air Kolongan saat ini baik-baik saja tidak akan ada waktu yang terbuang hanya untuk bolak-balik ke sumber mata air Kolongan.
“Seharusnya sudah istirahat, tidur, bekerja, beribadah atau aktivitas lainnya sudah terganggu karena kurang tidur, lelah ,setres bahkan bisa sakit untuk memperbaiki pipa-pipa di sumber mata air,” tegasnya.
Caption: Kondisi Mata Air Hampir Kering
Siahaan menegaskan apa yang telah diberikan oleh mata air tidak dapat dinilai bahkan dihitung dengan rupiah.
“Tidak dapat dihitung denga rupiah jasa mata air dan hutan yang menjaga mata air. Mata air itu harta karun tak ternilai,” tuturnya.
Dipostingan pribadi akun Fecebooknya (FB) Siahaan menjelaskan aktivitas masyarakat untuk bolak-balik ke Mata air akan memunculkan perasaan kesal.
“Itu dapat meningkatkan kemarahan yang berpotensi menimbulkan friksi sosial. Coba bayangkan jika mata air benar-benar kering berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan masyarakat untuk membeli air? Sangat mahal,” urainya.
Pada tulisannya Siahaan membeberkan di perumahan Griya Sea Lestari 1 dan 2air sangat terbatas. Sudah mulai Muncul keresahan padahal Desa Sea merupakan sumber air bersih.
“Pengalih fungsian lahan dari hutan menjadi non hutan memperparah. Air yang dimanfaatkan penduduk itu air dari mata air. Air dari mata air sumbernya air bawah tanah. Air sumur yang dimanfaatkan masyarakat juga air bawah tanah. Bagaimana air hujan masuk ke dalam tanah? Hutanlah yang berperan utama menyediakan air bawah tanah, air sungai, air danau dan air lainnya,” tuli Siahaan.
“Hutan tidak hanya menyediakan air tapi memastikan air itu air bersih. Jangan atas nama investasi dan PAD, konversi hutan di kawasan konservasi tanah dan air , daerah aliran sungai, daerah resapan air telah memberikan dampak negatif karena menurunkan ketersediaan air bagi masyarakat yang dapat mengganggu aspek sosial dan ekonomi serta lingkungan,” tandasnya.(Mesakh)