‘Istri’ Ketua Ranting PDIP Molas Cemas, Suami ‘Diculik’, Bongkar Money Politic AARS Libatkan Pejabat PD Pasar

Caption: Barang Bukti Politik Uang di Kelurahan Molas, Berhasil Ditangkap Polsek Bunaken. (*)

Manado, Swarakawanua. Id-Dugaan money politic Paslon Walikota dan Wawali Manado yakni Andrei Angouw dan Richard Sualang (AARS) di Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, sudah masuk ke ranah pidana setelah dikirim Gakumdu ke Polresta Manado.

Dua orang ‘kaki tangan’ AARS sebagai terlapor dugaan money politic ke Bawaslu Manado yakni lelaki Ferry dan perempuan Mamonto serta salah seorang saksi ikut terseret dalam money politik yakni Ketua Ranting PDIP Kelurahan Molas, Nando Pahingseke.

Sayangnya, perempuan Mamonto dan Ketua Ranting PDIP Molas Nando Phingseke sempat kabur dan tidak menuhi panggilan Bawaslu Manado terkait kasus permainan uang di Pilkada Manado tersebut.

Tak muncul-munculnya Ketua Ranting PDIP Molas ini ke rumah setelah kabur usai kasus penangkapan money politic di kelurahan Molas membuat i’strinya’ yakni perempuan Deasy Polii cemas.

Karena panik suaminya tak kunjung pulang ke rumah sampai kemarin, perempuan Deasy Polii ini sempat datang ke Polresta Manado didampingi sejumlah warga kelurahan Molas untuk melaporkan kasus ‘penculikan’ terhadap suaminya, Nando Pahingseke.

Perempuan Deasy Polii sempet membongkar dugaan money politic bagi-bagi amplop AARS yang ikut melibatkan pejabat tinggi Perumda Pasar Manado dulunya PD Pasar Manado.

Menurut pengakuan Deasy Polii bahwa amplop serangan fajar AARS yang dipegang suaminya diperoleh dari lelaki Frangky David yang tercatat pejabat teras di Perumda Pasar Manado.

‘Jadi sebelum tanggal 27 November, Nando ditelpon Angky David untuk ambil amplop di dekat pohon bulu di daerah Meras. Amplop yang dikasih ke suami saya satu tas, ” ucap Deasy Polii.

Amplop-amplop itu kemudian diisi oleh laki Nando di dalam tas ransel kemudian disebarkan kepada kaki tangan AARS yang akan membagikan uang haram itu kepada masyarakat di Pilkada 27 November 2024 tersebut.

Setelah kasus penangkapan money politic di kelurahan Molas, Ketua Ranting PDIP itu kemudian takut dan menghilang dari Molas, karena namanya masuk sebagai saksi money politic di Bawaslu Manado.

“Yang telpon suruh kita pe laki lari itu Angky David. Dia suru kita pe laki datang di kawasan Mega Mas, ” kata Deasy Polii.

“Kita sulit telpon pa Nando, kalaupun dia telpon cuma cepat2 kong bilang kita nimau masuk penjara kalo pulang rumah, “:ucapnya lagi.

Dia juga menyebutkan nama Sekretaris PDIP Manado Jeffry Polii alias Topa dan salah satu ketua lingkungan yakni Seny serta Angky David yang punya peran vital sampai ketua ranting PDIP Molas lari dari panggilan Bawaslu Manado sampai saat ini. (Danz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *