MANADO, Swarakawanua. id-Polda Sulut terus mendalami kasus dugaan korupsi dana Hibah Pempeov Sulut ke Sinode GMIM senilai Rp 21,5 miliar.
Setelah memeriksa sejumlah pejabat teras Pemprov Sulut, Polda Sulut juga sudah meminta keterangan kepada Ketua Sinode GMIM Hein Arina dan istrinya serta Kabag Keuangan Sinode GMIM, tokoh sentral keterkaitan dana hibah ke Sinode GMIM yakni Windy Lucas.
Windy Lucas yang tercatat Bendahara Sinode GMIM ini cukup tahu betul aliran dana hibah 21,5 miliar tersebut. Itu karena Windy Lucas sangat bersentuhan langsung dengan dana hubah tersebut.
Windi harus bertanggung jawab, karena Bendahara yang paling bersentuhan langsung dengan keuangan sinode selain Kabag Keuangan dan Ketua Sinode.
“Usut yang di atas (Ketua Sinode ), periksa yang di bawah (Kabag Keuangan) ternyata ada Bendahara yang berurusan langsung dengan keuangan sinode. Cobalah itu yang diprioritas dulu. Semua keputusan dan kebijakan keuangan ada di Bendahara,” komentar salah satu warga GMIM, Selasa siang di Manado.
Sementara itu, Windi Lucas dikabarkan sudah pernah diperiksa penyidik Tipikor Polda Sulut. Istri Presdir PT MSM itu menurut sumber resmi Polda Sulut sudah pernah datang memberi keterangan.
“Kalau di punya peran penting, jangan sembunyikan. Kan yang diperiksa dana hibah. Yang urus dana hibah Bendahara. Bukan Pendeta,” tutur warga dimaksud.
Sebelumnya, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, Pdt. Hein Arina, ThD, bersama mantan Ketua BPMS GMIM, Pdt. Albert O. Supit, ThD, secara kooperatif memenuhi panggilan penyidik di Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Polda Sulawesi Utara (Sulut).
Pdt. Albert O. Supit tiba lebih awal di ruang Tipiter Polda Sulut pada pagi hari, disusul oleh Pdt. Hein Arina yang datang didampingi Ketua Yayasan AZR Wenas, Pdt. Lucky P. Tumbelaka, MTh, serta Koordinator Bidang Humas GMIM, Pnt. Kombes John Rori.
Saat dikonfirmasi wartawan terkait kehadirannya, Pdt. Hein Arina menjelaskan bahwa dirinya datang untuk memenuhi undangan dari penyidik Tipiter. “Saya hadir untuk memenuhi panggilan dan bersikap kooperatif guna memberikan klarifikasi terkait permasalahan ini,” ujar Arina.
Koordinator Bidang Humas Sinode GMIM, Pnt. Kombes John Rori, menambahkan bahwa kehadiran Pdt. Hein Arina bertujuan untuk memberikan klarifikasi terkait laporan yang sedang ditangani oleh Tipiter Polda Sulut. Permasalahan yang diangkat berkaitan dengan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Sulut serta pemerintah kabupaten/kota yang diserahkan kepada Sinode GMIM, serta isu seputar kependidikan.
“Kedatangan ini berkaitan dengan klarifikasi mengenai Yayasan yang sedang menjadi perhatian,” ungkap Rori. Ia menegaskan bahwa sebagai warga negara dan jemaat GMIM, mereka menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.
Rori juga menyampaikan apresiasi atas pernyataan Kapolda Sulut, Irjen Pol Roycke Harry Langie, yang menunjukkan kecintaannya kepada GMIM. “Kami mengajak seluruh warga GMIM untuk tetap tenang, tidak berasumsi, dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum ini kepada pihak kepolisian. Kita akan menunggu hasilnya agar mendapatkan kepastian hukum,” tutup Rori. (Danz*).