Caption: Vanny Loupatty alias Maimossa dan Voucke Lontaan. (*)
Manado,Swarakawanua.id-Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulut, Vanny Loupatty SH menegaskan, tidak ada dualisme PWI di Sulut.
Karena Ketua PWI Sulut sebelumnya yakni Voucke Lontaan sudah dipecat secara tidak hormat oleh PWI Pusat.
Sehingga laporan Vouke Lontaan ke Polda Sulut dianggap sebuah lelucon dan punya bikin tambah-tambah urusan kerja penyidik yang masih banyak tangani laporan yang lebih berguna, karena Voucke sudah tidak punya kapasitas lagi.
“Ini orang-orang yang sudah pecat masih mengklaim diri sebagai Ketua dan Sekretaris PWI?” ungkap Maimossa sapaan akrab Vanny Loupatty terheran-heran.
Menurutnya, Voucke dan Merson terus melakukan manuver dengan menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang telah mengukuhkan Zulmansyah Sekedang sebagai Ketua Umum PWI Pusat menggantikan Hendry Ch Bangun.
“Dorang pe ketua Hendry Bangun saja so dipecat, apalagi cuma Vouke dan Merson. Kalo jadi ketua rukun silahkan saja,” katanya sambil tertawa.
Karena itu, Maemosa menegaskan bahwa Voucke Lontaan bukan lagi Ketua PWI Sulut. Pemecatan Voucke dan Merson telah diputuskan secara resmi melalui Surat Keputusan (SK) PWI Pusat Nomor 134-PGS/A/PP-PWI/II/2025. SK ini membekukan kepemimpinan mereka dan mengangkat Vanny Loupatty sebagai Plt Ketua PWI Sulut, didampingi Ardison Kalumata sebagai Plt Sekretaris.
“Keputusan ini harus dihormati. Saya mengingatkan masyarakat dan pemerintah agar tidak terkecoh dengan manuver mereka,” kata Maemosa.
Ia pun mempertanyakan dasar hukum yang digunakan oleh Voucke dan Merson untuk menyebut KLB tidak sah.
“Itu hanya dalih untuk mengamankan kepentingan pribadi mereka. Saya imbau seluruh anggota PWI Sulut agar tidak terpengaruh oleh mereka,” tambahnya.
Voucke Lontaan, didampingi Merson Simbolon, mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sulut pada pukul 17.59 WITA.
Melalui Surat Tanda Penerimaan Laporan Polisi (STTLP) Nomor: STTLP/B/199/III/2025/SPKT/POLDA SULUT, Voucke melaporkan Vanny Loupatty dan beberapa pihak lainnya atas dugaan pemalsuan dokumen dengan menggunakan logo dan cap PWI Sulut secara tidak sah.
Namun, laporan ini ditanggapi santai oleh Maemosa.
“Laporan itu ngawur. Mereka sudah dicopot, jadi apa yang mereka perkarakan?” katanya. “Justru saya sedang menyiapkan laporan ke Polda Sulut terkait tindakan mereka. Tunggu saja waktunya,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Ketua PWI Sulut, Vanny Loupatty, dan Plt Sekretaris, Ardison Kalumata, mengambil langkah tegas dengan memberhentikan sejumlah pengurus harian masa bakti 2021-2026.
Keputusan ini diambil dalam rapat internal di Cafe Jembatan, Ringroad 1, Manado, pada Rabu (18/3/2025).
“Rapat ini penting, tapi mereka memilih tidak hadir. Itu menandakan mereka tidak sejalan dengan kami dan Ketum PWI Pusat. Oleh karena itu, melalui pleno diperluas, kami mengambil keputusan untuk memberhentikan mereka sesuai aturan,” ungkap Maemosa.
Selain itu, rapat juga menetapkan beberapa langkah strategis, termasuk penunjukan pengurus baru dan pembentukan panitia Konferensi Luar Biasa (KLB) PWI Sulut yang direncanakan berlangsung pada Juni 2025.
Pasca menerima SK dari PWI Pusat, Loupatty dan Kalumata langsung bergerak cepat melakukan konsolidasi di sejumlah daerah di Sulut. Langkah ini bertujuan untuk merapikan struktur organisasi serta memastikan kejelasan status pengurus yang benar-benar berkomitmen terhadap PWI Sulut.
“Kami harus memastikan siapa yang masih memiliki komitmen dan siapa yang tidak. Penertiban kepengurusan ini mutlak dilakukan agar organisasi berjalan sesuai dengan arahan PWI Pusat,” pungkas Maemosa. (Danz*).