Manado,Swarakawanua.id-Anggota DPR RI Dapil Sulut dar Fraksi Gerindra, Martin Daniel Tumbelaka ,(MDT) sangat memperhatikan nasib para penambang di Sulut.
Karena itu, kasus penembakan yang menewaskan salah seorang penambang bernama Fernando alias Edo warga Basaan, hingga meregang nyawa di lokasi tambang ilegal Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulut, menjadi perhatian khusus mantan Promotor Tinju Nasional ini.
Buktinya, anggota Komisi III DPR RI ini, mendorong Polda Sulut untuk mengusut tuntas kasus tambang ilegal Ratatotok berdarah yang terjadi Minggu (10/03/2025) sekitar pukul 01.30 Wita.
“Saya minta Pak Kapolda dan Wakapolda Sulut untuk mengungkap cukung-cukung tambang ilegal itu,” ujar MDT, sebutan Martin Daniel Tumbelaka ini.
MDT juga mengapresiasi pihak Polda Sulut yang sudah memeriksa 8 anggota Brimob Polda Sulut yang melakukan pengamanan di lokasi tambang ilegal tersebut.
“Saya dengar rekan-rekan di Polda Sulut sudah menarik semua anggota di lokasi-lokasi tambang dan sudah ada pemeriksaan terhadap 8 anggota Brimob,” ucap MDT dalam RDP Komisi III DPRI dengan pihak Polri.
Menurut MDT, nasib para penambang di Sulut harus diperhatikan sehingga ada jaminan kesejshteraan kepada mereka.
“Daerah Sulut punya lokasi tambang paling banyak seperti Sangihe, Minut dan Bolmong Raya ” kata MDT.
Namun begitu kata Dia, investor dari luat daerah banyak yang melakukan kegiatan pernambangan di Sulut.
“Karena saya besar di sana, maka saya minta pihak.Pold.a Sulut dalam hal. ini pak. Kapolda Irjen Pol. Royche Langie untuk melakukan penertiban terhadap lokasi-lokasi tambang ilegal di Sulut,” ujar Dia.
Dia mengatakan, kegiatan tambang ilegal harus dihentikan karena terjadi kebocoran pada uang negara.
“Kegiatan tambang ilegal tidak memberikan pendapatan kepada daerah dan terlebih nasib kesejahteraan para penambang dan jaminan keselamatan kerja sesuai SOP,” kata Tumbelaka seraya menuturkan bahwa para penambang di Sulut adalah sahabat-sahabatnya.
“Lalu waktu pemilihan hampir semua penambang memilih saya,” ucap MDT.
Dia dalam awal pembicaraan RDP Komisi III dengan pihak Polri juga sempat memperhatikan persoalan tambang di kepulauan Sangihe itu. “
Terima kasih pak ketua sudah memperhatikan persoalan tambang di Sangihe. Kebetulan ibu saya orang Sangihe dari Manganitu, sehingga persoalan di sana harus cepat selesai,” terang MDT. (Danz*).